Apa itu Lapili

MaterialDiameter
Blok vulkanik> 64 mm
Bom vulkanik64–4 mm
Lapili64–2 mm
Tefrit2–0,25 mm
Abu vulkanik< 0,25 mm

Proses Terbentuknya Lapili

Lapili terbentuk dari magma cair atau lava cair yang keluar dari gunung berapi saat erupsi. Magma cair adalah batuan cair yang ada di dalam perut bumi, sedangkan lava cair adalah magma cair yang sudah mencapai permukaan bumi. Saat magma cair atau lava cair bergerak di udara dengan kecepatan tinggi, ia akan terpecah-pecah menjadi fragmen-fragmen kecil yang disebut lapili. Fragmen-fragmen ini akan mendingin dan mengeras saat masih di udara, sehingga membentuk batuan beku.

Lapili juga bisa terbentuk dari tumbukan meteorit dengan bumi. Meteorit adalah benda langit yang masuk ke atmosfer bumi dan jatuh ke permukaan bumi. Saat meteorit menumbuk bumi dengan kecepatan tinggi, ia akan menghasilkan panas dan tekanan yang sangat besar, sehingga menyebabkan batuan di sekitarnya meleleh dan terlempar ke udara. Batuan cair ini kemudian akan membeku dan membentuk lapili.

Jenis-Jenis Lapili

Lapili dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan komposisi dan teksturnya. Komposisi lapili menunjukkan kandungan kimia dari batuan asalnya, sedangkan tekstur lapili menunjukkan bentuk dan susunan mineral-mineralnya. Berikut adalah beberapa jenis lapili yang umum ditemukan:

  • Lapili basalt: lapili yang terbentuk dari batuan beku basalt, yang memiliki komposisi silika rendah (45–52%) dan warna gelap (hitam atau abu-abu). Lapili basalt biasanya memiliki tekstur aphanitik, yaitu tekstur yang halus dan tidak terlihat mineral-mineralnya. Contoh lapili basalt adalah lapili yang berasal dari gunung berapi Kilauea di Hawaii.
  • Lapili andesit: lapili yang terbentuk dari batuan beku andesit, yang memiliki komposisi silika sedang (52–63%) dan warna abu-abu. Lapili andesit biasanya memiliki tekstur porfiritik, yaitu tekstur yang kasar dan terlihat mineral-mineralnya. Contoh lapili andesit adalah lapili yang berasal dari gunung berapi Merapi di Indonesia.
  • Lapili riolit: lapili yang terbentuk dari batuan beku riolit, yang memiliki komposisi silika tinggi (63–77%) dan warna terang (putih atau merah). Lapili riolit biasanya memiliki tekstur vitrofitik, yaitu tekstur yang kaca dan tidak beraturan. Contoh lapili riolit adalah lapili yang berasal dari gunung berapi Vesuvius di Italia.

Tabel 2. Jenis-jenis lapili berdasarkan komposisi dan tekstur

JenisKomposisiTeksturContoh
Lapili basaltSilika rendah (45–52%)Aphanitik (halus)Kilauea
Lapili andesitSilika sedang (52–63%)Porfiritik (kasar)Merapi
Lapili riolitSilika tinggi (63–77%)Vitrofitik (kaca)Vesuvius

Perbedaan Lapili dengan Material Lainnya

Lapili memiliki beberapa perbedaan dengan material piroklastik lainnya, seperti bom vulkanik, blok vulkanik, dan abu vulkanik. Berikut adalah beberapa perbedaan tersebut:

  • Ukuran: lapili memiliki ukuran yang lebih kecil daripada bom vulkanik dan blok vulkanik, tetapi lebih besar daripada abu vulkanik. Ukuran lapili berkisar antara 2–64 mm, sedangkan ukuran bom vulkanik dan blok vulkanik lebih dari 64 mm, dan ukuran abu vulkanik kurang dari 0,25 mm.
  • Bentuk: lapili memiliki bentuk yang lebih bulat atau lonjong daripada bom vulkanik dan blok vulkanik, tetapi lebih beragam daripada abu vulkanik. Bentuk lapili dipengaruhi oleh gaya aerodinamis saat bergerak di udara. Bentuk bom vulkanik dan blok vulkanik lebih tidak beraturan karena terbentuk dari material yang lebih kental atau padat. Bentuk abu vulkanik lebih seragam karena terbentuk dari material yang sangat halus.
  • Sifat akresi: lapili tidak bersifat akresi, yaitu tidak menempel satu sama lain saat jatuh ke permukaan. Sifat akresi dipengaruhi oleh viskositas atau kekentalan dari material asalnya. Bom vulkanik dan blok vulkanik bersifat akresi karena terbentuk dari material yang sangat kental atau padat. Abu vulkanik juga bersifat akresi karena terbentuk dari material yang sangat halus dan mudah melekat.

Manfaat Lapili

Lapili memiliki beberapa manfaat bagi manusia, terutama sebagai bahan bangunan dan bantalan struktural. Berikut adalah beberapa manfaat tersebut:

  • Bahan bangunan: lapili dapat digunakan sebagai bahan bangunan karena memiliki sifat-sifat seperti ringan, kuat, tahan api, tahan air, dan isolasi termal. Lapili dapat digunakan sebagai agregat untuk beton ringan, bata ringan, mortar ringan, plesteran ringan, dan genteng ringan. Lapili juga dapat digunakan sebagai bahan dekoratif untuk lantai, dinding, kolam renang, taman, dan lainnya.
  • Bantalan struktural: lapili dapat digunakan sebagai bantalan struktural karena memiliki – Sifat-sifat seperti ringan, kuat, tahan api, tahan air, dan isolasi termal. Lapili dapat digunakan sebagai bantalan struktural untuk fondasi, jalan, rel kereta api, pipa, kabel, dan lainnya. Lapili dapat membantu mengurangi tekanan tanah, meningkatkan stabilitas tanah, mengurangi gesekan tanah, dan melindungi infrastruktur dari kerusakan.

Demikianlah penjelasan tentang apa itu lapili. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan Anda tentang geologi. Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang lapili atau material piroklastik lainnya, Anda dapat mengunjungi sumber-sumber yang saya gunakan dalam artikel ini. Terima kasih telah membaca artikel ini sampai habis. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top